Page 101 - Penanganan Pasca Panen
P. 101
94
Menurut Widyotomo et al. (2018), jumlah tumpukan maksimum 5-6 karung
agar biji kakao dalam karung paling bawah tidak pecah. Tumpukan karung
disangga dengan palet dari papan kayu setinggi 10 cm dari permukaan lantai
gudang. Tumpukan karung bagian pinggir diberi jarak 15-20 cm dari dinding
gudang penyimpanan.
A B
Gambar 64. Pengukuran Kadar Air Biji Kakao: dengan Alat Aqua-Boy, kadar
Air Ideal 7-8% (A) dan Penyimpanan Kakao dalam Karung (B) (Sumber:
SCPP, 2013).
B. PASCA PANEN KELAPA SAWIT
Pasca panen merupakan kegiatan pengangkutan tandan buah segar (TBS)
dari masing-masing pohon yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil
(TPH) dan dari TPH ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS atau PKS). Proses
pengumpulan dan pengangkutan hasil panen kelapa sawit harus dilakukan dengan
hati-hati. Kerusakan pada buah sawit dihindari seminimal mungkin. Menurut
Krisdianto et al. (2017), memar atau luka buah kelapa sawit pada satu tahap panen
angkut akan berpengaruh terhadap kualitas TBS pada tahap berikutnya dalam
sistem pasca panen. Kondisi saat pengangkutan seperti jenis bak truk dan posisi
TBS di dalam lapisan bak truk menyebabkan kadar ALB yang berbeda. Selisih
kadar ALB TBS memar antara di lapisan atas dan bawah bak truk sebesar 1 %.
Bila keseluruhan yang diproses adalah buah memar, kadar ALB mencapai 9,95 %.
USAID (2009) menyatakan bahwa tandan buah segar kelapa sawit harus
diolah dalam waktu 24-48 jam sejak dipanen agar tidak mengalami penurunan
kualitas. Jika pengolahan tidak berjalan secara tepat waktu, maka produknya tidak