Page 125 - Penanganan Pasca Panen
P. 125

118




                        buah  menjadi  cepat  busuk  karena  teksturnya  menjadi  lunak  sehingga  akhirnya
                        mengurangi hasil dan kualitas panen Phomopsis sp. pada tomat. Jamur Phomopsis

                        sp. ini hanya ditemukan pada komoditas tomat. Adapun gejala terserangnya jamur
                        ini pada tomat adalah adanya bercak-bercak bulat cekung ke  dalam. Pada buah

                        terdapat  bercak  coklat  yang  besar,  melekuk,  dan  akhirnya  menyebar  seluruh

                        bagian  buah.  Kemudian  pusat  bercak  menjadi  kelabu  dan  mempunyai  banyak
                        bintik-bintik berwarna hitam yang merupakan piknidium dari jamur. Bagian yang

                        busuk menjadi lunak, berlendir dan busuk berwarna hitam dan kering.
                             Jamur  yang  menyerang  umbi  bawang  merah  adalah  golongan/suku

                        Netriaceae  yaitu  jamur  Fusarium  sp.  Ciri-ciri  dari  umbi  bawang  merah  yang
                        terserang  jamur  Fusarium  sp.  yaitu  umbi  akan  menampakkan  dasar  umbi  yang

                        berwarna putih, karena adanya massa cendawan dan umbi membusuk dimulai dari

                        pangkal  umbi,  jika  diamati  secara  morfologi  dari  luar  umbi  akan  nampak
                        berwarna  coklat  kehitam-hitaman  dan  berair  (Manurung  dan  Setiawan,  2013).

                        Sedangkan  penyakit  pasca  panen  yang  menyerang  komoditas  buah  tropika  di

                        Indonesia,  diantaranya:  jeruk  (busuk  pangkal,  busuk  aspergillus,  busuk  pangkal
                        buah/kapang penicillium) (Rubiyo et al., 2014).

                             Salah  satu  penyebab  rendahnya  kualitas  produk  kakao  nasional  adalah
                        adanya serangan jamur kontaminan. Pada saat penyimpanan biji kakao ditemukan

                        beberapa jamur kontaminan, yaitu: Rhizopus spp., Aspergillus niger, Aspergillus
                        flavus, Fusarium spp., Mucor spp., Penicillium spp. dan Phytophthora palmivora.

                             Jumlah  populasi  jamur  kontaminan  penyebab  mikotoksin  akan

                        mempengaruhi mutu biji kakao kering, dan dalam waktu yang lama berdampak
                        negatif  bagi  kesehatan  manusia  yang  mengkonsumsinya.  Mikotoksin  yang

                        dihasilkan dari jamur-jamur yang terdapat pada biji kakao relative tidak berkurang
                        populasinya selama pengolahan. Oleh karena itu, perlu perhatian dari semua pihak

                        mulai  dari  tahap  on-farm  hingga  proses  pasca  panen  untuk  meminimalisasi
                        tumbuh  dan  berkembangnya  jamur  tersebut  dengan  cara  pencegahan  dan

                        pengendalian serta melakukan tahapan-tahapan pasca panen yang tepat (Amaria et

                        al.,  2014).
                             Keberadaan  jamur  kontaminan  selain  ditentukan  oleh  cara  penanganan

                        pasca  panen, juga  dipengaruhi  oleh  kondisi  fisik  dan  sanitasi  gudang,  penataan
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130