Page 5 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 5

dilambangkan dengan sebuah Rumah Besar sebagai tempat
            bermukim masyarakat yang diwarnai oleh pluralitas agama
            dan  budaya.  Mereka  tinggal  bersama  dalam  satu  rumah
            besar  dan  panjang  dengan  sejumlah  kamar  yang
            melambangkan  kebersamaan  komunitas  masyarakatnya
            melalui  kepemimpinan  seorang  kepala  suku,  yang  dikenal
            dengan istilah Bakas Lewu.  Eksistensi Huma betang sebagai
            salah  satu  ikon  budaya  Dayak,  sejatinya  harus  terus
            dipelihara  dan  dikembangkan  untuk  menggali  dan
            melestarikan  nilai-nilai  dan  filosofi  yang  terkandung
            didalamnya,  karena  ia  merupakan  mutiara  yang  patut
            dieksplorasi  dan  dimanfaatkan  sebagai  wujud  tanggung
            jawab  bagi  pelestarian  dan  pewarisan  budaya  dayak  bagi
            generasi yang akan datang.

                 Hal ini harus menjadi perhatian bersama agar Betang
            terpelihara  dari  proses  marginalisasi  dan  kepunahan
            budaya,  karena  pengaruh  globalisasi  yang  tidak  mungkin
            dihindari.  Para  pemerhati  budaya  dituntut  untuk
            memperkuat      keperdulian     dalam     membentengi
            kecenderungan  terjadinya  degradasi  budaya  dan  pada
            akhirnya  menyelamatkan  nilai-nilai  budaya  Dayak  itu
            sendiri dari peroses kepunahan. Lebih dari itu, kepedulian
            ini dapat memanfaatkan ruang publik secara arif dan cerdas
            untuk mempublikasikan nilai-nilai budaya melalui berbagai
            media  dan  forum,  baik  regional,  nasional  maupun
            internasional.

                 Kepunahan  budaya  dan  nilai-nilai  identitas  sebuah
            budaya  akan  terjadi  selama  budaya  itu  terbuka  dari
            masuknya  nilai-nilai  lain  di  luar  budaya  tersebut.  Betang
            pada akhirnya nanti, ketika tidak mendapat perhatian dan
            pengawalan  secara  baik  dan  maksimal  dari  seluruh
            pemangku kebijakan dan masyarakat yang memiliki kearifan


                                      iv
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10