Page 6 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 6
asli budaya lokal tersebut pada akhirnya akan mengalami
krisis identitas dan kepunahan budaya itu sendiri.
Sebagai sebuah produk budaya, Huma Betang
merupakan falsafah hidup utama yang semestinya mampu
diinsyafi dan maknai dengan baik pada pilar-pilar yang
menopang kearifan falsafah tersebut. Pilar-pilar penopang
Betang tersebut adalah; kejujuran, kesetaraan, kebersamaan
dan menjunjung tinggi Hukum adat dan Hukum nasional
dengan menjunjung tinggi prinsip hidup “Belom Bahadat”
hidup yang menjunjung tinggi keadaban dan kesopanan) dan
“Belom Penyang Hinje Simpe” (mengedepanka kehidupan
damai, dalam kebersamaan, menjunjung kesetaraan,
toleransi dan kebersamaan). Kekuatan Empat pilar tersebut
itulah yang menjadi nilai dalam mempukuk kehidupan bagi
generasi muda dalam mempertahankan nilai-nilai keluhuran
betang.
Internalisasi perwujudan kesadaran secara aktif dan
kolektif itulah yang pada akhirnya mendorong untuk
melakukan penjangkaran yang optimal falsafah Betang
sebagai tujuan akhir pada revitalisasi budaya lokal dalam
menjawab tantangan zaman dan menjaga krisis identitas
generasi Dayak di kemudian hari.
Buku ini berisi tentang bagaimana setiap orang
bertanggung jawab untuk melakukan proses terstruktur
melalui sosialisasi, internalisasi dan implmentasi
pembelajaran yang berkaitan dengan upaya mengenalkan
dan mempertahankan kearifan dan falsafah luhur huma
betang. Dalam buku in juga dilampirkan bagaimana upaya
yang serius dari pemerintah daerah Kalimantan Tengah
dengan mengeluarkan SK Gubernur sekaligus panduan
tentang pembelajaran kearifan lokal pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Hal ini lagi-lagi sebagai
v