Page 27 - Context Communication The Sociology Of Culture
P. 27
tatap kata-kata dan gambar. Akibatpada aspek sosial pun
terjadi, perspektif tentang interaksi manusia dianggapnya
sebenar-benarnya ada bila langsung secara maya (virtual)
dan nirkabel (wireless connectivity) (Zis et al., 2021).
Perubahan itu perlahan menggerus budaya sosial, sebab
kehadiran teknologi komunikasi berbasis artificial
intelligence. Perubahan yang tampak adalah perilaku yang
tidak interaktif dalam berkomunikasi tatap Fenomena
komunikasi pun menjadi berubah dari semula tatap muka,
sekarang tren dengan dunia maya (virtual). Dua duniayang
berbeda, bahkan dunia nyatasesungguhnya bisa dimanipulasi
oleh dunia maya dengan sederetan aplikasi-aplikasi canggih.
Citra personal seorang punya potensi besar dimanipulasi
pada era digital.Idealnya, saat berkomunikasi tatap muka
adalah saling memerhatikan lawan bicara, agar tidak
kehilangan makna arah pesan yang disampaikan oleh
komunikator.Karena akan ada rasa saling menghargai antara
komunikator dengan komunikan saling peduli terhadap
pesan-pesan yang disampaikan, sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman komunikasi terhadap pesan yang
disampaikan dan pesan yang diterima.Milenial dan gen Z,
punya cara berbeda untuk merespons digital, maksudunya
adalah saat penggunaan perangkat digital, Gen Z lebih
multitasking (Zis et al., 2021).
Seharusnya komunikasi secara langsung dapat berjalan
dengan lancar ketika dua orang bertemu dan duduk secara
berdekatan. Faktanya komunikasi secara langsung tidak
berjalan dengan lancar sehingga terjadinya banyak
kesalahpahaman dalam pemaknaan terhadap apa yang telah
disampaikan komunikator (penyampai pesan) kepada
komunikan (penerima pesan) saat sibuk bermain gawai.
Berbeda dengan komunikasi yang ada pada dunia maya,
20 Context Communication: the sosiology of culture