Page 186 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 186
itu sehingga ia pun menyesal dan berkata, 'Coba andaikan
yang kuberikan kepadanya adalah mantelku yang baru dan
bukan mantelku yang lama, pasti pahalaku jauh lebih besar
lagi". Itulah yang dikatakan suamimu selengkapnya.
"Kemudian, ucapannya yang ketiga, apa maksudnya ya
Rasulullah ?" tanya sang istri semakin ingin tahu.
Dengan sabar Nabi menjelaskan, "Ingatkah kamu pada
suatu ketika suamimu datang dalam keadaan sangat lapar
dan meminta disediakan makanan ? Engkau
menghidangkan sepotong roti yang telah dicampur dengan
daging. Namun, tatkala hendak makan, tiba-tiba seorang
musafir (orang yang sedang mengadakan perjalanan)
mengetuk pintu dan meminta makanan. Suamimu lantas
membagi rotinya menjadi dua potong, yang sebelah
diberikan kepada musafir itu. Dengan demikian, pada
waktu suamimu akan nazak (sakaratul maut), ia
menyaksikan betapa besarnya pahala dari amalannya itu.
Karenanya, ia pun menyesal dan berkata, 'Kalau aku tahu
begini hasilnya, musafir itu tidak hanya kuberi separoh.
Sebab andaikata semuanya kuberikan kepadanya, sudah
pasti ganjaranku akan berlipat ganda'".
Memang begitulah keadilan Allah. Pada hakekatnya,
apabila kita berbuat baik sebetulnya kita juga yang akan
beruntung, bukan orang lain. Lantaran, segala tindak-
tanduk kita tidak lepas dari penilaian Allah. Sama halnya
jika kita berbuat buruk, akibatnya juga akan menimpa kita
diri kita sendiri.Karena itulah Allah mengingatkan : "Kalau
kamu berbuat baik, sebetulnya kamu berbuat baik untuk
dirimu. Dan jika kamu berbuat buruk, berarti kamu telah
berbuat buruk atas dirimu pula". (Surat Al Isra' : 7)
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 173