Page 144 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 144
Studi Pustaka
Secara makroskopik tanaman kumis kucing merupakan tunaman yang mempunyai ciri fisk
batang yang basah dan tegak. Dibeberapa daerah tanaman ini dikenal dengan sebutan yang
berbeda-beda, di Sumarta tanaman ini disebut giri-giri marah dan di daerah Jawa serta jawa
timur tanaman ini dikenal dengan sebutan remujung. Habitat awal dari tanaman kumis
kucing adaah di wilayah hutan tropis Afrika, selanjutnya penyebaran tempat tumbuh
tanaman kumis kucing meluas hingga ke wilayah Australia dan Asia. Dari hasil penelitian
tanaman kumis kucing mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin beberapa
turunan dari golongan glikosida diantaranya asam kafeat, fitosterol, inositol. Berdasarkan
penelitian Rozi (2007) daun kumis kucing memiliki aktifitas diuretic terhadap hewan uji
tikus putih. Berdasarkan daftar obat Alam (Sukstiyowati, 2008), ekstrak tumbuhan ini telah
digunakan sebagai bahan pada formula untuk penyembuhan diabetes, diuretic (peluruh urin(,
anti hipertensi, antiinflamasi dan penurun kadar asam urat. Tanaman kumis kucing sangat
mudak untuk dikembangbiakan dan masyarakat pada umumnya menggunakan tanaman ini
sebagai obat untuk pengobatan hipertensi, rematik dan diuretic. Dalam aktifitas
farmakologis sebagai oat rematik dan diuretic kandungan garam kalium dan ortosifon pada
daun kumis kucing mempunyai kemampuan untuk melarutkan asam urat, oksalat dan fosfat
khususnya pada kandung kemih, ginjal dan empedu. Hal ini dapat mencegah terjadinya
endapan batu ginjal. Senyawa aktif yang terkandung didalam kumis kucing yaitu alkaloid,
saponin, flavonoid, dan polifenol (Hutapea, 1993). Penelitian Sumekar (2016) tentang
Orthosiphon stamineus sebagai Terapi Herbal Diabetes Melitus hasil dari penelitaan ini
bahwa Orthosiphon stamineus mengandung berbagai senyawa yang memiliki khasiat
menurunkan kadar glukosa darah. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah orthosiphon
glukosa, minyak atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium, dan
mionositol.
Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah | 131
Rezqi Handayani & Nurul Qamariah