Page 75 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 75
Para ahli psikologi bahkan menjelaskan dengan detil
bahwa kepribadian bersifat dinamis bukan statis, ia
merupakan struktur fundamental yang akan terus berubah
seiring waktu. Sehingga pada akhirnya antara kebudayaan
dan kepribadian akan saling mengayakan dan melengkapi.
Selain itu Horton (1982) lebih memandang kep sebagai
keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan
terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada
situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan
prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
Sementara Schever Dan Lamm (1998) melihat
kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-
ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang
sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan
pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus
secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras atau suku)
memiliki tradisi, adat atau kebudayaan yang khas.
Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh
terhadap setiap warganya, baik yang menyangkut cara
berpikir (cara memandang sesuatu), cara bersikap, atau cara
berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian ini
dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern,
yang budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang
budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam
gaya hidupnya (life style), seperti dalam cara makan,
berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi,
pencaharian dan cara berfikir (cara memandang sesuatu).
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah
organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis
64 | Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah