Page 131 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 131

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                 Komunitas  Dayak  Losarang,  setiap anggota  komunitas
            diajarkan untuk berperilaku baik dengan tidak memandang
            kedudukan, status, maupun profesi, karena dalam pandangan
            “ngaji rasa”, setiap makhluk adalah sama.

                Apa yang diungkapkan oleh Takmad merupakan gambaran
            atas keteguhan dan keyakinannya atas kebenaran yang selama
            ini diajarkan kepada pengikutnya. Bagi Takmad,  kebenaran
            merupakan proses yang harus dicari terus menerus dengan
            mengkaji antara salah  dan benar yang  diwujudkan  dalam
            bentuk pengabdian kepada anak dan istri yang berpedoman
            pada ‘sejarah alam ngaji rasa’.

                Dalam pandangan Takmad ‘sejarah’ merupakan sumber
            dari segala  sumber atau  silsilah dari peradaban  kehidupan.
            ‘Alam’ dimaknai sebagai wadah dari  berbagai partikel
            kehidupan. Sementara ‘ngaji rasa’ berarti mengkaji perasaan
            individu untuk sepuas mungkin melepaskan perasaan ke dalam
            pendirian  manusia yang sebenarnya. Karena menurutnya,
            ketika  alam  menurunkan  sekian banyak  manusia  tidak  ada
            yang tahu  kecuali naluri manusia itu sendiri.  Oleh karena
            itu sebagai manusia hendaknya jangan pernah menyalahkan
            orang lain.

                Ajaran sejarah alam ngaji rasa yang diamalkan Takmad,
            pada  dasarnya hanya mengajarkan  seputar moral  atau
            muamalah dalam konteks relasi baik dengan manusia maupun
            dengan alam. Sebagaimana diungkapkan beberapa kali kepada
            penulis, dirinya tidak pernah melarang pengikutnya untuk
            melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya.
            Karena dasar  ajarannya adalah  ngaji rasa, sehingga sumber
            kebenaranya  selalu  didasarkan  pada  naluri  kemanusiaanya.
            Dalam  konteks relasi  sosial, dia sering mengatakan  bahwa
            lebih baik dirugikan daripada merugikan orang lain. Baginya
            kalau  orang  dipukul  sakit, maka  jangan  pukul  orang  lain.
            Dalam  pandangan ngaji rasa setiap mahluk  itu sama. Oleh
            karena itu harus diperlakukan dengan mengaji pada perasaan
            diri sendiri.
             124
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136