Page 111 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 111
ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari
ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berpikir
tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia
telah sampai pada kondisi terpaksa yang
memperbolehkannya memakan bangkai atau mencuri
sekedar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya.
Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung
dengan atap beberapa rumah yang ada di sampingnya. Hal
ini memungkinkan seseorang pindah dari rumah pertama
sampai terakhir dengan berjalan di atas atap rumah-rumah
tersebut. Maka dia pun naik ke atas atap masjid dan dari situ
dia pindah kerumah sebelah. Disitu dia melihat seorang
wanita, maka dia memalingkan wajahnya dan menjauh dari
rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang disebelahnya lagi.
Keadannya sedang sepi dan dia mencium ada bau masakan
berasal dari rumah itu. Rasa laparnya menggelora, dan bau
masakan tersebut menyeret langkahnya memasuki rumah
itu. Dalam sekejap dia sudah berada di dalam rumah dan
dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutup
panci yang ada disitu. Dilihatnya sebuah terong besar yang
sudah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia
tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada
ditangannya dan saat dia mengunyah dan hendak
menelannya, dia ingat dan timbul lagi kesadaran agamanya.
Langung dia berkata, “A’udzu billah!, aku adalah penuntut
ilmu dan tinggal di masjid, pantaskah aku masuk kerumah
orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya?”. Dia
merasa bahwa ini adalah kesalahan besar, lalu dia menyesal
dan beristighfar kepada Allah, kemudian dia pulang kembali
ke tempat semula. Lalu dia masuk ke dalam masjid dan
mendengarkan syeikh yang saat itu sedang mengajar. Karena
terlalu lapar dia tidak dapat memahami yang ia dengar.
100