Page 184 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 184

Jawab adiknya, “Baiklah kalau begitu?”

                   Lalu  disuruh  adiknya  baring  dan  disembelihkannya
               leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah
               melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana
               di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari
               anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan
               bayiku  untuk  keluar  mencari  suamiku,  tiba-tiba  bayiku
               merangkak  menuju  ke  periuk  yang  berisi  air  panas,
               ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena
               ke badannya habis melecur kulit badannya.

                   Berita  ini  terdengar  kepada  anakku  yang  telah
               berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan
               hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang
               kara di antara mereka semua.” Lalu Abul Hassan bertanya,
               “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah
               yang sangat hebat itu?”
                   Wanita itu menjawab, “Tiada seorang pun yang dapat
               membezakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia
               menemukan  di  antara  keduanya  ada  jalan  yang  berzeda.
               Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu
               baik  dan  terpuji  akibatnya.  Dan  adapun  mengeluh,  maka
               orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka.”
                   Demikianlah  cerita  di  atas,  satu  cerita  yang  dapat
               dijadikan  tauladan  di  mana  kesabaran  sangat  digalakkan
               oleh  agama  dan  harus  dimiliki  oleh  setiap  orang  yang
               mengaku  beriman  kepada  Allah  dalam  setiap  terkena
               musibah dan dugaan dari Allah.
                   Kerana  itu  Rasulullah  s.a.w  bersabda  dalam  firman
               Allah dalam sebuah hadith Qudsi: ” Tidak ada balasan bagi
               hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli


                                         173
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189