Page 37 - Sistem Akuntansi
P. 37
kelangsungan usaha, yaitu terus beroperasi, setidaknya di masa
mendatang. Dengan kata lain, tidak ada niat atau keharusan untuk
melikuidasi usaha bisnis tertentu di masa depan yang dapat
diprediksi. Karena asumsi ini, akuntan saat menilai aset tidak
memperhitungkan nilai jual paksa aset tersebut. Faktanya, asumsi
bahwa bisnis tidak diharapkan akan dilikuidasi di masa mendatang
yang dapat diperkirakan menetapkan dasar bagi banyak penilaian
dan alokasi dalam akuntansi.
Misalnya, akuntan membebankan depresiasi pada aset tetap.
Asumsi inilah yang mendasari keputusan investor untuk
menanamkan modal pada perusahaan. Hanya atas dasar asumsi ini
proses akuntansi dapat tetap stabil dan mencapai tujuan pelaporan
dan pencatatan yang benar atas modal yang diinvestasikan, efisiensi
manajemen, dan pobagian perusahaan sebagai kelangsungan usaha.
Namun, jika akuntan memiliki alasan yang baik untuk percaya
bahwa bisnis, atau sebagian darinya akan dilikuidasi atau akan
berhenti beroperasi (katakanlah dalam enam bulan atau satu tahun),
maka sumber daya dapat dilaporkan pada tingkat mereka. nilai-nilai
saat ini. Jika konsep ini tidak diikuti, Standar Akuntansi
Internasional mensyaratkan pengungkapan fakta dalam laporan
keuangan beserta alasannya.
e. Konsep Periode Akuntansi
Konsep ini mensyaratkan bahwa umur bisnis harus dibagi
menjadi segmen-segmen yang sesuai untuk mempelajari hasil
keuangan yang ditunjukkan oleh perusahaan setelah setiap segmen.
Meskipun hasil operasi dari suatu perusahaan tertentu dapat
diketahui dengan tepat hanya setelah bisnis berhenti beroperasi,
asetnya telah dijual dan kewajiban dilunasi, pengetahuan tentang
hasil secara berkala juga diperlukan. Mereka yang tertarik dengan
hasil operasi bisnis jelas tidak bisa menunggu sampai akhir.
30