Page 100 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 100
Putri rata-rata mempunyai asisten rumah tangga yang
setiap saat bisa menyelesaikan semua urusan rumah.”
Dengan suara lebih lantang, Putri melanjutkan unek-
uneknya. “Putri juga capek, karena harus menabung dulu
untuk bisa membeli sesuatu, sedang teman-teman bisa
belanja tanpa harus menabung. Lebih capek lagi, Putri
harus menjaga segala ucapan dan tingkah laku, sedangkan
teman-teman seenaknya berbicara, bahkan kadang mereka
melontarkan ucapan yang membuat Putri sakit hati.
Pokoknya, Putri capek menahan diri. Putri ingin seperti
mereka. Bebas berkata dan melakukan apa pun,”
ungkapnya dengan nada berubah sendu, hingga kemudian
ia pun mulai meneteskan air mata dan menangis tersedu-
sedu.
Sambil mengelus kepala si putri penuh sayang, ayah
berkata, ”Ayah tahu kamu sudah berusaha belajar
maksimal. Ayah juga tahu kamu selalu berusaha jadi anak
yang baik. Semua itu, juga demi kebaikanmu. Jangan
menangis. Besok ayah akan menunjukkan sesuatu
kepadamu.”
Keesokan harinya, sang ayah mengajak Putri pergi ke
suatu tempat yang tak jauh dari rumahnya. Di sana, mereka
berhenti sejenak di tempat, yang di depannya ada semak
belukar dan pepohonan rindang. “Kamu harus ikut. Tapi,
hati-hati ya. Ikuti langkah ayah baik-baik.”
Tak lama, ayah-anak itu menyusuri jalan yang penuh
semak belukar di depannya. Mereka juga melintasi jalanan
berlubang di sana sini dengan banyak genangan air,
pepohonan berduri dan berbagai serangga yang
berdengung di sekitar mereka. Jika tak hati-hati, banyak
ranting tajam dari berbagai pepohonan yang bisa
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 87