Page 137 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 137

tajam  itu  muncul  bersamaan  dengan  merekahnya  bunga
            yang  indah  ini.  Tentu,  duri-duri  itu  akan  menganggu
            keindahan mawar-mawar miliknya.
                 Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa
            dari  bunga  seindah  ini,  tumbuh  banyak  sekali  duri  yang
            tajam?  Tentu  hal  ini  akan  menyulitkanku  untuk
            merawatnya  nanti.  Setiap  kali  kurapihkan,  selalu  saja
            tanganku  terluka.  Selalu  saja  ada  ada  bagian  dari  kulitku
            yang  tergores.  Ah  pekerjaan  ini  hanya  membuatku  sakit.
            Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-
            duri penganggu ini.”
                 Lama  kelamaan,  pemuda  ini  tampak  enggan  untuk
            memperhatikan  mawar  miliknya.  Ia  mulai  tak  peduli.
            Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang.
            Dibiarkannya     rumput-rumput     yang     menganggu
            pertumbuhan  mawar  itu.  Kelopaknya  yang  dahulu  mulai
            merekah,  kini  tampak  merona  sayu.  Daun-daun  yang
            tumbuh  di  setiap  tangkai  pun  mulai  jatuh  satu-persatu.
            Akhirnya,  sebelum  berkembang  dengan  sempurna,  bunga
            itu pun meranggas dan layu.
                 Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam
            setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang
            menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang
            meletakkan  kemuliaan  itu  di  setiap  kalbu  kita.  Layaknya
            taman-taman  berbunga,  sesungguhnya  di  dalam  jiwa  kita,
            juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
                 Namun  sayang,  banyak  dari  kita  yang  hanya  melihat
            “duri” yang  tumbuh.  Banyak  dari  kita yang hanya  melihat
            sisi  buruk  dari  kita  yang  akan  berkembang.  Kita  sering
            menolak  keberadaan  kita  sendiri.  Kita  kerap  kecewa
            dengan  diri  kita  dan  tak  mau  menerimanya.  Kita  berpikir

            124 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142