Page 157 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 157
rumah-tangga Badrun. Istri Badrun dibakar cemburu, pergi
dari rumah bersama anak kesayangannya.
Ketika sidang pun, istrinya tak datang, apalagi selama
dia dipenjara. Kawan-kawan dan tetangganya juga menjaga
jarak, mereka tak menyangka, ternyata orang pendiam dan
baik itu, bisa berbuat kriminal. Padahal tak terhitung
kebaikan-kebaikan selama ini pada tetangga dan teman-
temannya.
Seluruh hartanya bendanya, termasuk kebun warisan
orangtuanya, dirampas untuk mengganti seluruh kerugian
perusahaan. Bahkan di dalam penjara, Badrun selalu
menerima perlakuan-perlakuan yang tidak adil dari sesama
penghuni. Sering dia tidak kebagian jatah makanan, uang
kerajinan hasil membuat ukiran dipalak dan lain-lain. Tapi
itu tak menyurutkannya tersenyum dan menyapa setiap
orang serta berbuat baik.
Suatu malam, di dalam mushalla penjara, aku
mengobrol dengannya. Bertanya penuh ingin tahu, akan
sikapnya selama ini. Kenapa dia tak mau melawan ketika
dipukul seorang penghuni yang sok jagoan, kenapa dia diam
saja ketika jatah makanannya direbut, kenapa dia tak
membalas dendam segala sikap tidak adil yang diterimanya
selama ini, baik sebelum atau sesudah dia dipenjara.
Maka, kucatat segala perkataannya, yang tak
kulupakan seumur hidupku: “Manusia sering kali bertindak
tak masuk akal dan egois, bagaimanapun juga, maafkanlah
mereka. Kalau kamu berbuat baik, orang-orang akan
menyangka kamu punya motivasi di balik perbuatan
baikmu itu, bagaimanapun juga, teruskanlah berbuat baik.
Kalau kamu sedang mengalami suatu perkara, kamu
akan menemui kawan yang palsu, dan lawan yang
144 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca