Page 159 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 159
EMPAT LILIN
“Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada
dalam hati kita. dan masing-masing kita semoga dapat
menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi
apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta
dengan HARAPAN-nya!”
A
da 4 (empat) lilin yang menyala. Sedikit demi sedikit
habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga
terdengarlah percakapan mereka.
Lilin pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun
manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku
mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit
sang lilin padam.
Lilin kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku
tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk
itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai
bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah
Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku
berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci
mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa
menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga… Seorang anak saat itu masuk ke dalam
kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut
146 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca