Page 162 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 162
Perjalanan pemuda itu dilanjutkan hingga hari sudah
mulai malam. Ia pun harus mempercepat perjalanannya,
karena dia harus melewati sebuah gua yang sangat gelap.
Ketika masuk ke dalam gua, ia teringat akan pesan
pengemis tua. “ah, ngapain saya menuruti kata-kata
pengemis tua itu! lagipula ngapain saya harus membawa
batu-batu di gua ini, menambah beban saya aja, mungkin
pengemis itu sudah gila kali” keluhnya. Pemuda itu berjalan
sambil meraba-raba karena gelapnya gua itu.
Sesaat kemudian di berfikir kembali, “Mungkin ada
benarnya kata pengemis tua itu…” ia mulai penasaran
dengan pesan pengemis tadi. Pemuda itupun mengambil
sebuah batu kecil dan dimasukan ke saku celana.
Perjalanan panjang telah ia lalui, setelah melewati gua,
ia mengarungi lembah, melewati gunung, hingga ta terasa
bekal habis. Ia memaksa berjalan, walau perut kelaparan.
Akhirnya ia sampai juga di desa tujuannya, dan
langsung ambruk tertidur di bawah sebuah pohon. Ia
tertidur pulas. Tak lama kemudian, disaat berganti posisi, ia
bangun, terasa ada yang mengganjal di celananya. “Ah,
dasar bodohnya aku ini, aku membawa kemana-mana batu
kecil tak berguna ini, menuruti kata-kata pengemis gila itu!
Ku buang aja!” katanya dengan kesal.
Ketika akan membuang batu itu, terlihat batu itu
berkilauan, memantulkan cahaya. Mata pemuda itu
langsung terbelalak. “hah., batu ini emas!” matanya melototi
batu yang dipegangnya.
“ah…., andaikan saja……”
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 149