Page 76 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 76
mengamati, apakah harimau itu mau makan makanan
pemberiannya.
Ternyata, meski semula didiamkan, lama-lama
makanan tersebut mulai dijilati harimau dengan lahap. Si
istri senang, taktiknya berhasil. Maka, hari-hari
berikutnya—meski tetap dengan ketakutan yang masih
bersisa—ia terus memberikan mangkuk nasi dengan aroma
kuah daging. Beberapa bulan berlalu. Saat itu,
keberaniannya mulai bertambah. Sang harimau pun seperti
sudah akrab dengan kebiasaannya menyediakan mangkuk
nasi aroma daging. Saat ia mendekati sarang harimau,
derap kecil langkahnya mulai dikenali sang harimau.
Sehingga, tak lama ia menaruh mangkuk, sang harimau
segera datang memakan dengan lahap, Begitu seterusnya,
hingga akhirnya, si istri mulai berani lebih dekat lagi
dengan harimau yang terlihat lebih jinak, Tak terasa,
delapan bulan lamanya. Akhirnya si istri dan harimau kini
benar-benar menjadi sahabat akrab. Si istri sering mengelus
kepala harimau, dan sebaliknya, harimau kerap bermanja-
manja dengan si istri, Saat itulah, si istri dengan
kelembutannya memohon pada harimau untuk mau
memberikan tiga helai kumisnya sebagai bagian dari
ramuan untuk suaminya.
Tak lama kemudian, si istri datang kepada sang
pertapa untuk memberikan tiga helai kumis harimau
tersebut. Sang pertapa pun bertanya, apakah benar itu
adalah kumis harimau hidup yang asli. “Ceritakan padaku
bagaimana kamu bisa mendapatkan kumis itu?” Si istri
lantas berkisah, bagaimana selama delapan bulan terakhir,
ia mencoba menaklukkan keganasan harimau. Dari awalnya
sangat takut, pelan-pelan mencoba memberikan makanan,
hingga akhirnya menjadikan harimau itu sebagai sahabat,
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 63