Page 77 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 77
Sang pertapa lantas mengangguk-angguk senang. Namun
tiba-tiba, tiga kumis harimau itu bukannya dibuat ramuan,
tetapi malah dibuang ke perapian dan segera lenyap tak
berbekas, Si istri terkejut sekali dengan tindakan sang
pertapa. “Pak pertapa, mengapa melakukan itu…? Itu adalah
kumis harimau yang aku dapat dengan perjuangan sangat
berat…!” ratap si istri, Tenang, sang pertapa menjawab.
“Kamu tak perlu ramuanku lagi. Kamu lihat, harimau yang
ganas saja bisa takluk dengan kesabaranmu. Lalu,
bagaimana jika hal yang sama kamu perlakukan pada
manusia, yakni suamimu? Aku yakin, emosi yang sering
muncul dari suamimu pelan tapi pasti bisa kamu taklukkan
seperti kamu menjinakkan harimau itu. Pulanglah, kembali
pada suamimu, dan perlakukan dia dengan kesabaran dan
kasih sayang.”
Kisah tersebut adalah cerita tentang kegigihan
seseorang dalam mencoba memecahkan masalah yang
dihadapi. Butuh kesabaran ekstra, bahkan sangat lama,
untuk mengatasi kondisi-kondisi yang kadang memang
kurang mengenakkan, Tapi, semua bisa dihadapi dengan
kesabaran dan ketekunan. Masalah datang bukan untuk
ditinggalkan, tapi diselesaikan. Halangan dan rintangan
memang kerap mengunjungi hingga membuat kita terasa
tersakiti, tapi sebenarnya itu adalah “ujian” untuk membuat
kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Untuk meraih sesuatu memang butuh pengorbanan.
Tak ada proses yang berjalan instan. Seperti kisah si istri
penakluk harimau yang saya bagikan ini. Kesabaran tingkat
tinggi yang ditunjukkan mampu menjadi solusi luar biasa—
yang bahkan dianggap mustahil pada awalnya—untuk
mengatasi persoalan apa saja.
64 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca