Page 63 - Art Counseling seni sebagai penawar
P. 63
tentang pengalaman. Menggunakan narasi atau berbicara tentang
pengalaman traumatis seseorang dan/atau biblionarratif, seperti
ketika klien menulis tentang pengalaman traumatis mereka, dapat
membantu konselor menilai dan memahami hubungan klien
dengan pengalaman dengan lebih baik dan dapat memfasilitasi
pengalaman yang bermakna. perubahan kognitif klien.
Menulis tentang cerita dapat memperdalam pemrosesan
ulang peristiwa. Setelah anak berbagi cerita verbalnya dengan
konselor, cerita tertulis diselesaikan dan didiskusikan. Intervensi
ini dapat membantu dalam pemrosesan ulang kognitif peristiwa
sebelum, selama, dan setelah peristiwa traumatis. Keterampilan
mengatasi dan dukungan sosial dapat diidentifikasi juga. Dengan
memberikan perhatian khusus pada pilihan kata konseli dalam
narasi, konselor dapat menggunakan kata-kata yang sama untuk
bergabung dengan konseli, atau konselor dapat membingkai
ulang bahasa untuk memberikan cahaya baru pada situasi (Eppler
& Carolan, 2006).
Melalui penggunaan prompt verbal, kisah hidup/narasi dapat
ditulis ulang sepuluh atau digambar ulang dari cerita tragedi ke
cerita harapan. Konselor dapat meminta klien mereka untuk
menulis ulang narasi yang mereka yakini akan terjadi dalam
waktu dekat ketika mereka telah sembuh lebih banyak. Terlepas
dari modalitas yang digunakan, konstruksi dan pemrosesan
kognitif dari narasi trauma memberikan urutan sistematis untuk
memproses materi traumatis secara kognitif yang seringkali
terlalu membingungkan dan membingungkan bagi seorang anak.
Memahami segitiga kognitif, atau hubungan yang saling
berhubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku, merupakan
aspek penting untuk menyelesaikan kesedihan traumatis (Cohen
& Mannarino, 2004).
56 | Art Counseling: Seni Sebagai Penawar