Page 53 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 53
Tumbang habangoi, masyarakat suku Dayak memanfaatkan batang akar kuning untuk
mengobati sakit liver / hepatitis, dengan cara di rebus dengan air dan diminum.
Studi Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa akar kuning memiliki aktivitas
farmakologis dalam mempebaiki fungsi hati. Kemampuan ini dilihat dari kemampuan
esktrak akar kuning dalam menurunkan kadar serum transaminase dan serum bilirubin
secara invivo. Selain itu hasil penelitian menunjukkan akar kuning mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan pertumbuhan sel hati Chang (ATCC CCL-13) secara uji in vitro
(Darusman et. al., 2001). Masyarakat Dayak sejak dahulu kala mengetahui kemampuan yag
dimiliki oleh tanaman akar kuning untuk terapi pengobatan berbagai penyakit (Maryani et
al., 2013 dalam Kaharap et.al., 2016). Bagian batang merupakan salah satu bagian dari
tanaman akar kuning yang sering digunakan sebagai bahan baku obat tradisional oleh
masyarakat Indonesia (Kunii et.al., 1985 dalam Kaharap et.al., 2016). Secara organoleptis
batang tanaman akar kuning bewarna kuning. Dan manfaat yang digunakan masyarakat
selama ini adalah sebagai obat untuk terapi penyakit kuning, saluran pencernaan, penyakit
cacingan pada anak, menurunkan demam dan mengobati sariawan. Tanaman akar kuning
memiliki buah yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membius ikan (Subiandono dan
Heriyanto, 2009 dalam Kaharap et.al., 2016).
Secara empiris masyarakat suku dayak Kalimantan Tengah telah menggunakan akar kuning
dalam pengobatan penyakit kuning. Salah satu penelitian yang telah dilakukan pada akar
kuning adalah melihat kemampuan ekstrak etanol batang tumbuhan akar kuning terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini
menggunakan metode modifikiasi Kirby-Beur. Metode maserasi digunakan pada penelitian
untuk mendapatkan ekstrak kental batang akar kuning. Pelarut yang digunakan dalam
metode maserasi adalah etanol 96%. Pada penelitian ini yang bertindak sebagai kontrol
negatif adalah aquades dan kontrol positifnya yaitu larutan siprofloksasin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terbentuknya zona hambat pada kontrol negatif. Kontrol positif
pada penelitian ini mampu menghambat Staphylococcus aureus dengan besar rata-rata zona
hambat yaitu 39,23 mm, dan mampu menghambat Escherichia coli dengan besar rata-rata
zona hambat yaitu 40.95 mm. Sedangkan pada ekstrak akar kuning, rata-rata zona hambat
yang terbentuk pada bakteri Staphylococcus aureus adalah 12,27 mm, dan pada bakteri
Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah | 40
Rezqi Handayani & Nurul Qamariah