Page 61 - Catatan Peradaban Islam
P. 61

perjalanan  hidupnya  ia  selalu  berbuat  yang  baik  sesuai
            dengan  moral-moral yang  diajarkan  oleh  Rasulullah.  Gelar
            ini ia dapatkan ketika semua orang sangat mencela Nabi atas
            peristiwa Isra’. Sikapnya terhadap Nabi yang konsisten serta
            jawaban yang dia lontarkan pada orang-orang kafir. Atau ada
            juga  pendapat  yang  mengatakan  bahwa  As-Shidiq  yang
            disandangnya  karena  dialah yang  memegang  urusan  diyat
            sebagai  wakil  dari  kaum  Quraisy.  Diyat-diyat  yang  diurus
            dan ditetapkan oleh Abu Bakar dibenarkan dan diterima oleh
            kaum Quraisy.

                 Ayahnya bernama Usman yang juga disebut sebagai Abi
            Khufafah Bin Amr bin Saad bin Taim bin Murra bin Kaab bin
            Luayya bin Thalib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Sedangkan
            ibunya bernama Ummu Khair Salma Binti Sakhr yang berasal
            dari  keturunan Quraisy.  Garis  keturunan  ayah  dan ibunya
            bertemu pada neneknya yang bernama Ka’ab bin Sa’ad bin
            Taim bin Murra. Kedua orang tuanya berasal dari suku Taim,
            suku  yang  banyak  melahirkan  tokoh  yang  terhormat.  Dan
            dengan  garis  keturunannya  yang  terhormat  demikianlah,
            maka  wajar  pengaruh  kasih  sayang,  sopan  santun,  dan
            tingginya sikap kebudayaan Bani Tamim melahirkan banyak
            tokoh  yang  terhormat  dan  terpandang.  Dan  ini  tampak
            dalam hubungannya yang indah dan nyata pada dirinya dan
            keluarganya. Hubungan cinta kasih yang mengakar pada Abu
            Bakar,  ayahnya,  ibu,  dan  anak  keturunannya  adalah  bukti
            nyata.
            Sifat Abu Bakar dan Kecerdasannya

                 Sejak kecil Abu Bakar terkenal dengan anak yang baik
            dan sabar, jujur serta lemah lembut. Sifat-sifat yang mulia itu
            membuat ia disenangi dalam kehidupan di masyarakatnya.
            Ia mencari nafkah dengan jalan berdagang di negerinya. Ia


            54 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66