Page 11 - Stenochlaena Palutris Bedd
P. 11
Rabiatul Adawiyah, Fera Sartika, Fahruddin Arfianto
Hiperlipidemia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan
adanya peningkatan kadar lipid (lemak) dalam darah terutama
kolesterol dan trigliserida (Gitawati, et al., 2015). Hiperlipidemia
merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit
kardiovaskuler, dimana sekitar 18% penyebab penyakit
serebrovaskular dan sekitar 56% penyakit jantung iskemik di seluruh
dunia, sehingga merupakan penyakit yang paling banyak
menyebabkan kematian di dunia. Hutter et al. menyebutkan bahwa
akibat dari penyakit kardiovaskuler sekitar 9 juta orang meninggal
setiap tahunnya dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlahnya akan
terus meningkat mencapai 19 juta orang (Arief, et al., 2012).
Menurut Health Organization (WHO), 60% dari seluruh penyebab
kematian tersebut adalah penyakit jantung koroner (PJK).
Berdasarkan data dari Badan Penelitian Dan Pengembangan
menunjukkan kolesterol total abnormal pada penduduk Indonesia
usia ≥ 15 tahun sebesar 35,9 %, trigliserida borderline tinggi sebesar
13%, dan didapatkan sebesar 15,9% penduduk usia ≥ 15 tahun
dengan kadar LDL tinggi atau sangat tinggi (WHO, 2001 dan
Kemenkes RI, 2013).
Penatalaksanaan hiperlipidemia dilakukan melalui perubahan
pola hidup terutama pola makan (diet) rendah lemak dan aktivitas
fisik seperti olah raga, namun pada beberapa kasus apabila
penanganan tersebut belum memadai maka dapat diberikan terapi
obat sintetik yaitu dengan memberikan obat antihiperlipidemia atau
antidislipidemia agar kadar lipid dalam darah menjadi normal
(Gitawati, et al., 2015). Saai ini penggunaan tumbuh-tumbuhan
alami sebagai tanaman obat sedang popular di Indonesia dan
Masyarakat Indonesia sampai saat ini diperkirakan masih
memanfaatkan bermacam tanaman sebagai metode alternatif untuk
pengobatan, dimana pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan
[2]