Page 66 - Teknik Creative Problem Solving
P. 66
Teknik Creative Problem Solving
bahwa kreativitas adalah wilayah khusus kepribadian unik atau
orang-orang itu dianggap berbakat secara intelektual. Torrance dan
Goff (Chant et al, 2009) dan Guilford (1981) ditantang ide tetap ini,
menyatakan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif. Demikian
pula, Kim (2005) mencatat hubungan yang dapat diabaikan antara
kreativitas dan IQ. Jika semua orang memiliki IQ berpotensi
menjadi kreatif, seperti argumen ini disarankan, lalu sekolah yang
mengolah atau memadamkan kreativitas konseli?
Kreativitas yang dimiliki konseli dapat diolah dan digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga, konseli dapat menemukan solusi untuk permasalahan
yang dihadapi. Melalui teknik Creative Problem Solving (CPS),
dimungkinkan konseli dapat mengatasi maslah dengan cara kreatif
dan efisien. Berikut langkah pelaksanaan CPS yang dapat diterapkan
di lingkungan seolah oleh konselor sekolah.
Pelaksanaan praktikum untuk teknik Creative Problem Silving
dalam buku ini dikembangkan berdasarkan teori dari Model CPS
Osborn- Parnes, sebagai berikut:
1. Mess Finding (Menemukan situasi bermasalah)
Konseli difasilitasi oleh konselor untuk menganalisis dan
mengidentifikasi situasi dan kondisi dimana saja yang
mengakibatkan munculnya masalah pada konseli. Pada tahap
ini untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh
konseli, konselor membuat pertanyaan yang harus dijawab
oleh konseli. Berikut contoh pertanyaan yang dapat dibuat
oleh konselor.
a. Jika Anda bisa
b. Apa yang ingin Anda lakukan?
c. Mengapa Anda?
d. Kenapa Anda tidak?
59