Page 155 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 155

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                  (Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu
                  ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah
                  kehidupan, sama seperti sebuah perkataan yang umum
                  diucapkan : “(berlaku) sabar itu adalah “jalan utama”
                  untuk mendapatkan “jalan surga”, yang dimaksud disini
                  adalah ketentraman dan kedamaian (dalam menjalani
                  kehidupan)”. Sabar, adalah “seperti” kemampuan untuk
                  membawa segala  macam  percobaan  dalam  menjalani
                  kehidupan yang  akan  bisa  untuk  mendewasakan  diri.
                  (akan tetapi kesabaran itu) juga bukan berarti tidak
                  mempunyai pengaharapan di kerenakan “tidak berdaya
                  lagi”  untuk  berjuang demi  sebuah harapan,  Lawan
                  katanya  (adalah) malah  terlalu  besar dalam  sebuah
                  harapan  dan (berharap) seolah olah mampu  untuk
                  mendapatakan apa  saja yang ada di  dunia ini (tanpa
                  disertai rasa mawas diri dan kesabaran).
                  Kahanan donya iki ora langgeng, tansah owah gingsir.
                  Yen sira kebeneran katunggonan bandha lan kasinungan
                  pangkat, aja banjur rumangsa “Sapa sira sapa ingsun”
                  tansah ngendelake panguwasane tumindak degsura
                  marang sapadha-padha. Elinga yen bandha iku gampang
                  ilang (sirna). Pangkat sawayah-wayah bisa oncat.

                  (Ketahuilah keadaan di dunia ini tidak ada yang tetap
                  abadi,  selalu  berubah  dan  bergerak,  Jikalau  dirimu
                  kebetulan  “mempunyai”  harta  kekayaan  dan  “sedang
                  menjabat”   (jabatan/berpangkat   dalam    sebuah
                  pekerjaan) jangan terus  merubah kebiasaan  dengan
                  tidak menghargai orang lain (menganggap remeh orang
                  lain), selalu mengedepankan (kemampuan) kekuasaan
                  nya untuk  berbuat  se-mau gue kepada setiap orang
                  tanpa mau menghiraukan orang lain, Ingat (kepastian
                  dari Sang Pencipta) kalau kekayaan itu gampang sekali
                  jalan nya untuk hilang, Jabatan sewaktu waktu juga bisa
                  tidak kita jabat lagi (sebab jabatan itu adalah titipan).
                  Saiba becike samangsa wong kang lagi kasinungan
                  kabegjan lan nampa kabungahan iku tansah eling gedhe
                  ngucap syukur marang Kang Peparing. Awit elinga yen
                  tumindak  kaya  mangkono mau  kejaba bisa ngilangi
                  watak jubriya uga mletikake rasa rumangsa yen wong
                  dilairake ing  donya iku sejatine mung  dadi lelantaran

             148
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160