Page 160 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 160

mengharapkan  sesuatu.  Maka  dengan  niat  ikhlas  ia
               memberikan uang dua dirham itu kepadanya.
                   Kini  si  fakir  sudah  tidak  mempunyai  uang  lagi  untuk
               membeli  makanan.  Ia  merasa  malu  untuk  kembali  ke
               rumahnya dan takut kalau istrinya memarahinya. Karena itu
               ia  tidak  langsung  pulang,  melainkan  pergi  ke  masjid.  Di
               masjid  ia  sholat  dan  merenungi  tindakannya  sendiri.
               Menjelang  malam  hari  ia  pulang  dan  menemui  istri  serta
               anak-anaknya dengan tidak membawa apa-apa.
                   “Bagaimanakah  hasil  penjualan  cadarku  itu?”  tegur
               istrinya  kala melihat ia tidak  membawa  apa-apa.  Si  suami
               oun  menceritakan  apa  yang  telah  ia  lakukan,  mulai  dari
               menjual cadar, adanya pengemis serta apa yang diberikan
               padanya. “Kamu berlagak seperti orang kaya dan raja agung
               saja!  Ambillah  goni  ini  dan  jual  ke pasar,  hasilnya  belikan
               makanan buat anak-anak kita.” Kata istrinya kesal.
                   Tanpa berpikir panjang lagi, si suami mengambil goni
               itu dan dijualnya di pasar. Tetapi kasihan, tak ada seorang
               pun  yang  mau  membelinya.  Hal  ini  membuatnya  sangat
               berputus  asa.  Tiba-tiba,  ada  seorang  penjual  ikan
               menawarkan ikannya.

                   “Sahabat,  barangku  ini  untuk  kamu  dan  barangmu
               untuk aku.” tawar si fakir itu. Kemudian tanpa banyak bicara,
               tawaran itu diterima oleh si penjual ikan dengan senang hati.
               Setelah itu si fakir pulang ke rumahnya dengan membawa
               dua ikan dan bergegas menemui sang istri.

                   Tentu  saja  si  istri  menyambut  kedatangan  suaminya
               dengan  gembira.  Wajahnya  tampak  cerah  setelah  melihat
               dua ikan itu. Lalu ia bergegas membedah perut ikan tersebut
               untuk  dibersihkan kemudian  dimasak. Namun,  ia  terkaget
               dan bertambah senang kala melihat sesuatu di dalam perut


                                                       Bibliosufistik | 147
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165