Page 156 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 156
kedua ikan itu, yang berisi barang simpanan berharga yang
tak pernah ditemukan sebelumnya.
Kemudian barang berharga itu diambil oleh suaminya
dan dibawa ke para pedagang di pasar. Semua orang yang
melihatnya pasti mengatakan, “Barang ini bukan batu biasa,
tapi batu permata yang sangat berharga.”
Akhirnya mereka saling menaikkan harga demi
mendapatkan batu permata itu. Hingga akhirnya harganya
mencapai empat puluh ribu dirham, maka batu permata itu
berhasil dijual dengan harga tersebut.
Setelah menerima uang hasil penjualan barang
berharga tersebut, ia mendatangi istri dan anak-anaknya di
rumah kediaman mereka. Mereka pun menyambut
kedatangannya dengan penuh kegembiraan atas kurnia itu,
sehingga segala duka sirna seketika.
Di tengah kegembiraan itu, datanglah seorang pengemis
berdiri di depan pintu. “Wahai hamba Allah! Berikanlah
pemberian Allah itu kepadaku!” pinta si pengemis. Tanpa
bicara lagi, si fakir bergegas keluar dari rumahnya, lalu
berkata pada si pengemis, “Separuh dari harta pemberian
Allah itu, buat keluargaku, dan separuhnya buat engkau.”
Sesudah berbicara ia masuk ke kamar untuk mengambil
uangnya. Namun saat keluar lagi dan hendak menemui si
pengemis, ia terkejut karena si pengemis sudah tidak ada di
sana dan tak kembali.
Di tengah nyenyak tidur pada malam harinya, ia
memimpikan si pengemis dan bertanya tentang kejadian
yang dialaminya tadi. “Saya bukanlah pengemis.” jawab si
pengemis itu. “Tetapi, saya adalah malaikat yang diutus Allah
swt untuk mengetahui sampai di mana tingkat kesabaranmu
dalam menghadapi segala cobaan. Saya juga akan
Bibliosufistik | 143