Page 152 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 152
Lantas lelaki tersebut sungguh-sungguh bergembira.
Setelah ia berjalan sebentara, ia merasakan sangat haus, lalu
ia meminta kepada salah satu dari dua anaknya tersebut agar
memberinya minuman. Keduanya berkata, “Tidak bisa. Jika
salah satu dari kita meninggalkanmu, niscaya engkau
terjatuh ke neraka, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?”
Salah satu dari kedua anaknya berkata, “Wahai ayahku!
Seandainya ada saudara kami yang ketiga bersama kami,
pastilah ia dapat mengambilkan minum untukmu sekarang.”
Lantas lelaki tersebut terjaga dari tidurnya seraya
ketakutan. Ia memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ia
masih hidup dan Hari Kiamat belum tiba. Seketika ia melirik
ke arah anaknya yang sedang sakit di sampingnya. Ternyata
anaknya telah meninggal dunia. Kontan ia menjerit, “Segala
puji bagi Allah.” Sungguh, saya telah mempunyai simpanan
dan pahala. Kamu adalah pendahulu bagiku di atas shirath
pada hari Kiamat kelak.”
Bibliosufistik | 139