Page 128 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 128

jalan. Seolah mereka khusus dilahirkan buat bikin ribut di
               masjid. "Ramai itu baik saja," katanya sabar, (ketika orang-
               orang  lain  pada  marah),  "karena  ramai  tanda  kehidupan,"
               katanya lagi. "Lagi pula, kita harus bisa salat khusyuk dalam
               keramaian itu."
                   Mungkin ia benar. Buktinya ia betah berjam-jam zikir di
               masjid.  Sering  salatnya  sambung-menyambung  tanpa
               terputus  kegiatan  lain.  Selesai  magrib,  ia  tetap  berzikir
               sambil kepalanya terangguk-angguk hingga isya tiba.

                   Jauh  malam,  ketika  semua  orang  masih  lelap  dalam
               mimpi  masing-masing,  ia  sudah  mulai  salat  malam.
               Kemudian zikir panjang sampai subuh tiba. Selesai subuh, ia
               zikir lagi, mengulang-ulang asmaul husna dan beberapa ayat
               pilihan sampai terbit matahari, ketika salat duha kemudian
               ia lakukan. Pendeknya, ia penghuni masjid. Tidurnya cuma
               sedikit.  Sehabis  isya,  ia  tidur  sekitar  dua  jam.  Kemudian,
               selesai salat duha, tidur lagi satu jam. Selebihnya zikir, zikir,
               zikir.  Pas  betul  dengan  nama-nama  yang  disandangnya.
               Dasar sudah saleh, plus Habib (nama sufi besar), ditambah
               Farisi (salah seorang sahabat Nabi). Kalau biasanya kita sulit
               menemui  pejabat  karena  banyak  acara,  maka  kita  sulit
               menemui orang Jawa ini karena ibadahnya di masjid begitu
               padat.
                   Para tetangga menaruh hormat padanya. Banyak pula
               yang menjadikannya semacam idola. Namun, ia pun punya
               kekurangan. Ada dua macam cacat utamanya. Pertama, kalau
               dalam salat jamaah tak ditunjuk jadi imam, ia tersinggung.
               Kedua, kalau orang tak sering "sowan" ke rumahnya, ia tidak
               suka.... karena ia menganggap orang itu telah mengingkari
               eksistensinya sebagai orang yang ada di "depan". "Apakah ia
               dengan  demikian  aktif  di  masjid  karena  ingin  menjadi


                                         117
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133