Page 145 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 145

Ridha dengan Takdir yang Pahit





              “Segala puji bagi Allah.” Sungguh, saya telah mempunyai
              simpanan dan pahala. Kamu adalah pendahulu bagiku di
                       atas shirath pada hari Kiamat kelak.”

            A
                da seorang yang shalih mendapat cobaan terkait putra-
                putranya.  Ketika  ia  dianugerahi  dua  orang  anak  dan
            baru  saja  mulai  beranjak  besar  sehingga  membuatnya
            bahagia,  tiba-tiba  anaknya  dijemput  kematian.  Ia
            ditinggalkan  anaknya  dengan  penuh  kesedihan  dan  patah
            hati.  Akan  tetapi,  lantaran  kuatnya  iman,  ia  hanya  dapat
            mengikhlaskan  karena  Allah  Subhanahu  wa  Ta’ala  dan
            bersabar seraya berkata, “Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala –
            segala sesuatu yang telah Dia berikan.

                 Milik  Allah  Subhanahu  wa  Ta’ala  pula  segala  sesuatu
            yang  telah  Dia  ambil.  Ya  Allah!  Berilah  keselamatan
            kepadaku dalam musibah ini dan berikanlah ganti yang lebih
            baik lagi.” Allah pun menganugerahkannya anak yang ketiga.
            Setelah  beberapa  tahun,  si  anak  jatuh  sakit.  Dan  ternyata
            sakitnya sangat parah sampai hampir mati. Sang ayah berada
            di sisinya dengan air mata yang berlinangan. Kemudian ia
            merasakan kantuk dan tidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi
            bahwa kiamat telah datang. Ketakutan-ketakutan pada hari
            Kiamat telah muncul.
                 Lantas  ia  melihat  shirath  (jembatan)  yang  telah
            dipasang di atas permukaan Neraka Jahannam. Orang-orang
            sudah  siap  menyeberanginya.  Laki-laki  tersebut  melihat

                                      134
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150