Page 146 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 146

dirinya sendiri di atas shirath. Ia hendak berjalan, tetapi ia
               takut terjatuh. Tiba-tiba anaknya yang pertama yang telah
               mati  datang  berlari-lari  menghampirinya  seraya  berkata,
               “Saya akan menjadi sandaranmu wahai ayahku!” Sang ayah
               pun mulai berjalan. Akan tetapi, ia masih khawatir terjatuh
               dari  sisi  lain.  Tiba-tiba  ia  melihat  anaknya  yang  kedua
               mendatanginya dan memegangi tangannya pada sisi lainnya.

                   Lantas  lelaki  tersebut  sungguh-sungguh  bergembira.
               Setelah ia berjalan sebentara, ia merasakan sangat haus, lalu
               ia meminta kepada salah satu dari dua anaknya tersebut agar
               memberinya minuman. Keduanya berkata, “Tidak bisa. Jika
               salah  satu  dari  kita  meninggalkanmu,  niscaya  engkau
               terjatuh ke neraka, lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?”
               Salah  satu  dari  kedua  anaknya  berkata,  “Wahai  ayahku!
               Seandainya  ada  saudara  kami  yang  ketiga  bersama  kami,
               pastilah ia dapat mengambilkan minum untukmu sekarang.”
               Lantas lelaki tersebut terjaga dari tidurnya seraya ketakutan.
                   Ia memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ia masih
               hidup dan Hari Kiamat belum tiba. Seketika ia melirik ke arah
               anaknya yang sedang sakit di sampingnya. Ternyata anaknya
               telah meninggal dunia. Kontan ia menjerit, “Segala puji bagi
               Allah.”  Sungguh,  saya  telah  mempunyai  simpanan  dan
               pahala. Kamu adalah pendahulu bagiku di atas shirath pada
               hari Kiamat kelak.”













                                         135
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151