Page 154 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 154
Sang tuan rumah pun telah bangun dari lelapnya untuk
melaksanakan shalat Subuh. Alangkah terkejutnya ketika
kamar tempat penyimpanan hartanya telah terbuka. Apalagi
ia mendapati seseorang tengah asyik dengan buku-buku
catatannya di bawah cahaya lentera kecil. Dengan lantang, si
tuan rumah menghardik pemuda tersebut, "Hai! Siapa kau!"
Sang pemuda terkesiap mendengar teguran tersebut.
Saat disadarinya hari sudah hampir terang, ia bergegas
untuk melaksanakan shalat. Ia berkata kepada si pemilik
rumah, "Maaf, akan saya jelaskan nanti. Tapi, izinkan saya
untuk shalat Subuh terlebih dahulu."
Akhirnya, mereka berdua pun shalat Subuh berjemaah
dengan si tuan rumah sebagai imamnya. Usai shalat, pemuda
itu mengaku kepada tuan rumah, "Saya pencuri."
Si tuan rumah makin bertambah keheranannya, "Lantas
apa yang kau lakukan dengan buku-buku catatanku?" tanya
tuan rumah. "Aku sedang menghitung zakat yang belum kau
keluarkan selama enam tahun. Ini hasilnya," jawab pemuda
itu sambil menyodorkan hasil perhitungannya.
Ia pun menasihati si tuan rumah tentang keutamaan
zakat. Tiada kemarahan terlihat di wajah si tuan rumah. Ia
malah terkagum-kagum akan kejujuran serta kepandaian
dan ketepatan si pencuri dalam berhitung. Selain itu, ia jadi
mengetahui tentang pentingnya mengeluarkan zakat.
Akhirnya, si tuan rumah mengangkatnya menjadi
sekretaris dan juru hitung pribadinya. Ia pun menikahkan
sang pemuda dengan putrinya. Ibu si pemuda tinggal
bersama mereka. Berkat kejujuran dan ketakwaan yang
dibawa sang pemuda dalam perbuatannya, kebahagiaan
mendatangi dirinya dan orang lain.
143