Page 153 - BK PRIBADI SOSIAL Biblioterapi, Melalui Kisah Pribadi Diasah
P. 153
ia ingat bahwa mengganggu tetangga bukanlah pekerjaan
takwa. Kemudian ia urungkan niatnya untuk mencuri di
rumah tetangganya. Begitu pula, ketika hendak mencuri di
rumah anak yatim, ia berpikir, "Allah memperingatkan untuk
tidak memakan harta anak yatim." Ia pun pergi mencari
rumah berikutnya.
Sambil berjalan, ia merenung, ternyata tidak mudah
untuk menjadi pencuri yang bertakwa. Bagaimana pun juga
mengambil harta orang lain tidak diperbolehkan agama.
Akan tetapi, perintah sang guru harus dilaksanakan. Tidak
boleh berputus asa!
Langkahnya terhenti di sebuah rumah besar nan megah.
Konon pemilik rumah itu terkenal memiliki harta berlimpah
melebihi kebutuhannya. Dengan keterbatasan ilmunya, ia
beranggapan bahwa tidak mengapa jika mengambil zakat
dari kekayaan orang tersebut. Toh, bagian zakat itu bukan
hak si empunya kekayaan, tetapi hak orang miskin.
Tekad yang bulat mendorongnya untuk masuk ke dalam
rumah besar yang tidak berpenjaga tersebut. Satu per satu
kamar ia selidiki untuk menemukan tempat penyimpanan
harta. Akhirnya, ia sampai di sebuah kamar besar dan
didapatinya sebuah kotak besar berisi emas, perak, dan uang
tunai.
Ia kumpulkan buku-buku catatan yang berisi laporan
keuangan si pedagang kaya tersebut. Dengan lentera kecil
yang dibawanya, ia mulai menghitung zakat yang harus
dikeluarkan oleh orang kaya itu. Keahlian dalam hal
keuangan, pembukuan, dan pembagian harta ia kerahkan di
sana. Dikarenakan begitu banyaknya perhitungan yang
harus diselesaikan, ia pun lupa waktu. Fajar sudah
menyingsing pertanda tiba waktu shalat Subuh.
142