Page 119 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 119
mengambil sebatang tongkat. Dengan tongkat itu, sambil
bernyanyi nyaring, dia bekerja keras membolak-balikkan
jerami. Tetapi, sampai tenaga habis dan suaranya serak, jam
tetap tidak berhasil ditemukan.
Tiba giliran anak kedua memasuki gudang jerami
dengan membawa senter di tangan. Raut wajahnya tampak
kesal dan tidak senang mematuhi perintah sang ayah. Ia
merasa sang ayah terlalu mengada-ada. Mengapa demi
sebuah jam tua, mereka harus bersusah payah membuang
tenaga dan waktu untuk mencarinya di gudang yang kotor.
Maka, sambil mengomel panjang pendek, ia mulai mencari
jam tersebut. Karena tak sepenuh hati mencari, walau telah
memelototi setiap sudut, hingga batu baterai senter itu
habis, jam tetap tidak ditemukan.
Kemudian giliran anak ketiga memasuki gudang
jerami. Dengan pembawaannya yang tenang dan senyum
manis di bibir, dia memasuki gudang lumbung padi. Tidak
berapa lama kemudian dia keluar dengan wajah berseri dan
membawakan jam emas itu kepada ayahnya. Melihat itu,
sang ayah gembira dan bertanya, “Anakku, bagaimana
engkau dapat menemukan jam itu dengan waktu yang
cukup singkat? Sedari tadi kakak-kakakmu telah berusaha
begitu lama, tetapi mereka tidak berhasil menemukan jam
tersebut.”
Si bungsu pun menjawab, “Ayah, saya hanya duduk
diam, berkonsentrasi di dalam gudang lumbung padi. Dalam
keheningan dan ketenangan itulah saya bisa mendengarkan
suara detak jam tangan tik tik tik… sehingga dengan mudah
saya dapat mencari dan menemukan di mana jam tersebut
berada. Tapi atas semuanya, syukurlah kami dapat
106 | Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca