Page 38 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 38
rukun dan harmonis. Beberapa hari kemudian, sang murid
kembali dan melaporkan, “Guru, para penghuni Biara 1 bisa
hidup dengan harmonis karena mereka sering melakukan
kesalahan.”
Kepala Biara 2 bingung mendengarnya. Bagaimana
mungkin sering melakukan kesalahan malah membuat
mereka hidup rukun? “Ya, Guru. Mereka sering sekali
melakukan kesalahan, jadi setiap orang saling mengerti,”
lanjut sang murid.
Semakin dijelaskan, semakin bingunglah sang Kepala
Biara. Akhirnya dia memutuskan berkunjung sendiri ke
Biara 1. Saat dia memasuki aula utama Biara 1, lantai aula
itu sedang dipel. Saat itu ada orang lain yang ikut masuk
bersamanya dan orang itu tergelincir karena lantai masih
basah. Melihat hal itu, orang yang sedang mengepel buru-
buru berkata, “Aduh maaf, ini salah saya. Saya
menggunakan terlalu banyak air untuk mengepel.”
Mendengar hal itu, orang yang tergelincir juga
meminta maaf. “Ah tidak, saya yang harus meminta maaf.
Saya kurang hati-hati dana tidak melihat bahwa Anda
sedang mengepel. Malah saya mengotori lagi lantai yang
sedang Anda pel ini.”
Kepala Biara 2 yang melihat hal itu tersenyum dan
akhirnya mengerti. Andai saja semua orang mau melakukan
instrospeksi diri, mengakui bahwa dirinyalah yang salah,
dan menyampaikan penyesalah, tentu semua orang akan
hidup harmonis tanpa perselisihan dan menjalani hari-hari
yang penuh kedamaian, kebahagiaan, dan sentosa. Banyak
manusia bertengkar karena hanya melihat kesalahan yang
ada pada orang lain , tapi tidak bisa melihat kesalaha pada
diri sendiri. Ketika ada masalah, yang diketahuinya hanya
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 25