Page 94 - Bibliospiritual Menemukan Makna Dalam Kata Terbaca
P. 94
Untuk mengurangi rasa sakit itu, balutlah pasir itu dengan
getah lembut yang keluar dari dalam tubuhmu. Hanya itu
satu-satunya jalan yang bisa kamu lakukan saat ini,” hibur
ibu kerang sembari terus mencoba menenangkan anaknya.
Hari itu berlalu menjadi hari yang amat menyakitkan
bagi kerang kecil. Nasihat ibunya sudah dituruti. Namun,
sakit akibat tusukan sudut tajam pasir itu terus
menyiksanya. Begitu seterusnya. Saat sakit masih menyiksa,
saat itu pulalah si kerang kecil terus berusaha membalut
pasir itu dengan getah lembut yang dimilikinya.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, si
kerang kecil harus menahan siksaan yang sangat pedih.
Namun, karena memang hanya itulah satu-satunya jalan
yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit, maka si
kerang kecil terus berupaya bertahan.
Hingga, suatu hari, balutan getah itu rupanya makin
hari makin membentuk adukan padat yang lembut. Tanpa
disadari si kerang, dalam perjuangannya meredakan rasa
sakit, getah yang dimilikinya mampu membungkus pasir itu
hingga akhirnya mengeras dan membentuk bulatan kecil
yang halus. Rasa sakit yang dulu tiap hari dirasakannya pun
mulai menjadi sesuatu yang biasa. Sehingga, setiap hari si
kerang terus berusaha untuk mengeluarkan getahnya agar
rasa sakit itu terus makin berkurang. Begitu seterusnya.
Lama-kelamaan, adukan padat dari balutan pasir itu
rupanya menjadi sebuah mutiara cantik, besar, dan indah.
Bentuknya yang bulat utuh sempurna membuat mutiara itu
menjadi salah satu mutiara paling indah yang pernah ada.
Sehingga, saat kerang kecil teman-temannya hanya dihargai
sebagai makanan laut rebus, ia memiliki harga sangat mahal
yang dicari-cari keindahan mutiara di dalamnya. Rasa sakit
Bibliospiritual: Menemukan Makna dalam Kata Terbaca | 81