Page 21 - Art Counseling seni sebagai penawar
P. 21
kuat pada perkembangan sebagian besar aliran pemikiran dalam
psikoterapi Barat, termasuk terapi seni. Sementara psikiatri selalu
menjadi spesialisasi medis yang paling dekat dengan bidangnya,
terapis seni telah bekerja dengan pasien yang dirawat karena
AIDS, asma, luka bakar, kanker, ketergantungan bahan kimia,
trauma, TBC, dan kebutuhan medis dan rehabilitasi lainnya.
Pemahaman kita tentang interaksi antara biokimia, status mental,
dan kreativitas terus berkembang dan spesialisasi medis baru,
kedokteran seni, baru-baru ini muncul. Semua ini tampaknya
menunjukkan bahwa terapi seni akan terus berperan dalam
mengeksplorasi hubungan antara tubuh dan pikiran (Malchiodi,
2003).
Tren Dalam Psikologi Abad Ke-19 Dan Ke-20
Untuk sebagian besar sejarah manusia, penyakit mental
dianggap dengan ketakutan dan kesalahpahaman sebagai
manifestasi dari kekuatan ilahi atau iblis. MacGregor (Malchiodi,
2003) Reformator seperti Rush di Amerika Serikat dan Pinel di
Prancis membuat langkah besar dalam menciptakan lingkungan
yang lebih manusiawi bagi pasien mereka. Freud, Kris, dan
lainnya berkontribusi pada rehumanisasi ini dengan berteori
bahwa alih-alih menjadi omong kosong acak, produksi fantasi
mengungkapkan informasi penting tentang dunia batin unik
pembuatnya. Anastasi & Foley (Malchiodi, 2003) Berdasarkan
teori-teori ini, banyak penulis mulai meneliti bagaimana jenis
produk kreatif tertentu—seni—dapat dipahami sebagai ilustrasi
kesehatan atau gangguan mental. Winnicott (Malchiodi, 2003)
Naumburg (Malchiodi, 2003) Penulis lain mulai mengenali
potensi seni sebagai alat dalam pengobatan. Tak lama kemudian,
istilah "terapi seni" mulai digunakan untuk menggambarkan
bentuk psikoterapi yang menempatkan praktik dan intervensi seni
di samping bicara sebagai modalitas utama pengobatan.
14 | Art Counseling: Seni Sebagai Penawar