Page 43 - Art Counseling seni sebagai penawar
P. 43
Tahap Konseling Seni
Selain aksesibilitas dan kemudahan dalam pengaturan,
konselor sekolah dapat menggunakan seni pada berbagai tahap
dalam proses konseling. Kahn (Chibbaro & Camacho, 2011)
menyarankan bagaimana memasukkan seni ke dalam model
konseling tiga tahap. Misalnya, pada tahap awal konseling,
konselor dapat mendorong siswa untuk membuat kolase untuk
menggambarkan perasaan. Pada tahap eksplorasi, siswa dapat
menyajikan area kesulitan yang lebih penting daripada yang
disajikan pada tahap awal konseling. Pada tahap ini, seorang siswa
dapat membuat kolase yang menggambarkan pemahaman tentang
mengapa dia datang ke konseling. Terakhir, dalam tahap aksi,
tugasnya adalah menggambar adegan lima tahun dari sekarang
dan mengidentifikasi tujuan yang diperlukan untuk mencapai
adegan ini.
Menurut National Coalition of Creative Arts Associations
(Chibbaro & Camacho, 2011), terapi ekspresif meliputi seni,
musik, tari/gerakan, drama, dan puisi/tulisan kreatif. Melalui seni,
anak-anak lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa,
mengekspresikan perasaan yang kuat dan mengeksternalisasi
masalah, dan mengembangkan solusi (Mooney, 2000). Banyak
konselor sekolah mungkin memerlukan alat tambahan untuk
menangani masalah emosional dan perilaku anak-anak. Finn
(2003) menyatakan bahwa anak-anak mampu melakukan kontrol
atas hidup mereka dengan seni dan menggambar dan lebih mampu
mengatasi stres sehari-hari.
Memasukkan seni ke dalam konseling adalah alat lain yang
dapat digunakan oleh konselor sekolah profesional untuk
meningkatkan kehidupan anak. Menggunakan seni dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan pemahaman diri
anak; langkah-langkah ini dapat meningkatkan kualitas hidup
anak secara keseluruhan (Gladding, 2008). Kreativitas dalam
36 | Art Counseling: Seni Sebagai Penawar