Page 18 - Cyberbullying & Body Shaming
P. 18
Cyberbullying & Body Shaming
3. Bully
Anak laki-laki menggertak anak laki-laki dan perempuan.
Anak perempuan menggertak murid di kelompok angkatan
mereka sendiri dan tahun-tahun lainnya. Terutama
perempuan menggertak gadis lain dan paling sering
perempuan dalam kelompok tahun mereka sendiri.
Englander (2012) Beberapa ahli mengidentifikasi 5 peran,
seperti:
1. Bully.
Anak-anak ini adalah pengganggu di sekolah "tradisional".
Motivasi bully untuk mendominasi atas victim, meningkatkan
status sosial bully sendiri, dan menanamkan ketakutan pada
calon victim. Modus operandi bully adalah menyalahgunakan
victim mereka, baik secara fisik atau (lebih umum) secara
psikologis / verbal. Sebagai suatu kelompok, bully cenderung
memiliki harga diri yang tinggi dan cenderungan yang
ditandai untuk melihat diri bully sebagai yang diserang di
lingkungan yang tidak bersahabat.
2. Eggers
"Eggers" (disebut oleh Olweus sebagai "antek" atau
"pengikut") disebut demikian karena fungsi utama eggers
adalah mengikuti bully. Anak-anak ini adalah sistem
pendukung utama untuk bully di sekolah. Eggers sering
memiliki harga diri yang rendah dan keterampilan sosial
yang buruk. Eggers berteman dan membantu pengganggu
karena eggers takut menjadi victim dan karena dengan
melakukan sesuatu yang diperintahkan bully jadi eggers
mendapat status tinggi, dan teman yang kuat secara sosial.
11