Page 178 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 178

mendukung kegiatan-kegiatan  yang dilakukannya, termasuk pada saat
                   mendirikan dan mengembangkan organisasi Muhammadiyah. Seiring
                   dengan perkembangan zaman anggota Muhammadiyah terus bertambah,
                   yang kemudian menjelma menjadi salah satu organisasi terbesar di tanah air.
                       Pemikiran dan perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam mewujudkan
                   masyarakat yang makmur dan sejahtera perlu dipahami dan diteladani oleh
                   masyarakat. Museum Kebangkitan Nasional berusaha mensosialisasikannya
                   melalui beragam kegiatan agar masyarakat memiliki pemahaman yang utuh
                   tentang tokoh Kyai Haji Ahmad Dahlan.
                       Museum Kebangkitan Nasional berharap perilaku Kyai Haji Ahmad
                   Dahlan akan dijadikan teladan oleh masyarakat dalam menjalani kehidupan
                   berbangsa dan bernegara, sehingga cita-cita para pendiri bangsa untuk
                   mewujudkan masyarakat yang sejahtera akan segera terwujud.


                   B.  Kampung Kauman Tempat Kelahiran Kyai Haji Ahmad
                       Dahlan

                   Sejarah Kampung Kauman tidak bisa dipisahkan dari sejarah Kesultanan
                   Yogyakarta yang lahir karena adanya Perjanjian Giyanti pada 13 Pebruari
                   1755. Perjanjian yang ditandatangani oleh Gubernur Nicollas Hartigh ini
                   menjadi salah satu bentuk politik pecah belah pemerintah kolonial untuk
                   melemahkan pengaruh dan wewenang pemimpin lokal. Perjanjian Giyanti
                   membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta
                   dan Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran
                   Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono Senapati Ingalaga
                   Abdurakhman Sayyidin Panatagama Khalifatullah.

                       Pembangunan Kesultanan Yogyakarta dirancang oleh Sultan Hamengku
                   Buwono I, karena ia seorang arsitek yang menguasai cara merancang dan
                   membangun sistem tata kota. Pada 7 Oktober 1756 Sultan Hamengku
                   Buwono I mulai menempati keraton dan menjadikannya sebagai pusat
                   aktivitas kegiatan masyarakat.


               [176]    K.H. Ahmad Dahlan
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183