Page 198 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 198
kandungan metabolid sekunder yaitu alkaloid. Alkaloid mempunyai aktivitas farmakologis
sebagai antimikroba dan berdasarkan hasil penelitian daun sirih merah memiliki potensi
yang lebih besar sebagai antiseptic dibandingkan sirih hijau. Selain menagndung alkaloid,
air rebusan dari daun sirih merah mengandung senyawa waktif karvakrol yang mempunyai
aktifitas farmakologis sebagai anti jamur dan desinfektan. Sehingga air rebusan daun sirih
merah dapat digunakan sebagai antiseptic untuk memelihara kesehatan rongga mulut, dapat
menyembuhkan keputihan dan bau tak sedap pada organ intim wanita(Werdhany, Anthoni,
& Setyorini, 2008). Berdasarkan penelitian Frimanila et al (2016). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air rebusan daun sirih merah berpengaruh dalam menurunkan
keputihan pada wanita dengan nilai p = 0.001 (< α 0.05). Dari hasil penelitian ini diharapkan
wanita yang mengalami keputihan dapat mengaplikasikan air rebusan daun sirih merah
sebagai obat non farmakologis dan menjadikan tanaman sirih merah sebagai tanaman obat
keluarga. Masyarakat menggunakan daun sirih hijau sebagai obat tradisional untuk luka dan
data empiris tersebut sudah didukung dengan data ilmiah dalam penelitian Edriani (2017)
tentang efektifitas lumatan daun sirih hijau dibandingkan dengan Povidine iodine sebagai
alternatif obat luka, menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan pemberian Povidone
iodine lumatan daun sirih hijau dapat menyembuhkan luka walaupun prosesnya lebih
lambat. Tetapi dari hasil penelitian menunjukkan lumatan daun sirih dapat mencegah
terjadinya infeksi pada luka, hal ini terlihat dengan tidak adanya muncul tanda-tanda infeksi
pada luka.
Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah | 185
Rezqi Handayani & Nurul Qamariah