Page 30 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 30
Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan yang
juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional antara lain : efek
farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines,
belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai mikroorganisme. Upaya-upaya
pengembangan obat tradisional dapat ditempuh dengan berbagai cara dengan pendekatan-
pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk obat tradisional yang telah teruji khasiat dan
keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu
kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka. Untuk mendapatkan produk fitofarmaka harus
melalui beberapa tahap (uji farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan
mengatasi kelemahan tersebut.
Sistematika Tumbuhan Obat (Norhendy, F. et al., 2014)
Sistematika tumbuhan adalah cara penggolongan jenis-jenis tumbuhan berdasarkan
persamaan sifat morfologis-anatomis yang tetap. Menurut sistematika tumbuhan, tumbuhan
dapat dikelompokkan menjadi 4 divisi, yaitu:
a. Thallophyta (tumbuhan tanpa bentuk batang dan daun)
b. Bryophyta (tumbuhan lumut)]
c. Pteridophyta (tumbuhan paku)
d. Spermatophyte/Antophyta (tumbuhan biji/bunga)
Tumbuhan memiliki jumlah yang sangat besar dengan keanekaragam yang sangat besar
pula yang ada di muka bumi. Berdasarkan data yang ada terdapat ± 2 juta spesies tumbuhan
yang sudah teridentifikasi. Hal inilah yang memotivasi manusia untuk mempelajari
keanekaragamn tumbuhan dengan menyederhanakan keragaman tersebut melalui
pengelompokkan atau klasifikasi serta diberikan nama atai identitas yang tepat pada setiap
kelompok yang ada.
Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah | 18
Rezqi Handayani & Nurul Qamariah