Page 61 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 61

maserasi. Infeksi pada luka dikulit dapat disebabkan oleh bakteri pathogen diantaranya yaitu
                  Staphylococcus aureus dan Trichophyton rubrum. Pengujian ekstrak etnaol umbi bawang

                  dayakn  menggunkan  metode  difusi.  Hasil  yang  didapatkan  adalah  ekstrak  etanol  umbi
                  bawang  dayak  mempunyai  kemampuan  untuk  menghambat  pertumbuhan  bakteri

                  Staphylococcus aureus dan Trichophyton rubrum. Konsentrasi umbi bawang dayank yang

                  dapat  menghambat  dan  membunuh  bakteri  Staphylococcus  aureus    adalah  1%  dengan
                  diameter  daya  hambatnya  sebesar  14,49±0,51mm  konsentrasi  umbi  bawnag  dayak  yang

                  dapat menghambat pertumbuhan bakteri Trichophyton rubrum adalah 15% dengan diameter
                  zona hambatnya sebesar 15,06±0,42. Zona hambat yang dihasilkan konsentrasi 1% etsktrak

                  etanol umbi bawang dayak memiliki potensi yang sama dengan zona hambat yang dihasilkan
                  oleh control positif Treasiklin HCl yaitu pada konsentrasi 0,06% dengan diameter hambat

                  (14,03±0,42)mm  untuk  Staphylococcus  aureus.  Sedangkan  untuk  bakteri  Trichophyton

                  rubrum konsentrasi 15% ekstrak etanol umbi bawang dayak memiliki potensi yang sama
                  dengan ketoconazole pada konsentrasi 0,2% dengan zona hambat yang dihasilkan sebesar

                  14,00±0,61  mm.  Skrinning  fitokimia  menunjukkan  bahwa  bahan  ekstrak  etanol  umbi

                  bawnag  dayak  mengandung  metabolid  sekunder  yaitu  flavonoid,  kuinon,  steroid,
                  monoterpenoid,  flavonoid, seskuiterpenoid,  tannin, alkaloid,  polifenol  (Puspadewi  et  al.,

                  2013).
                  Bawang dayak merupakan tanaman obat yang sering diguakan oleh masyarakat di provinsi

                  Sulawesi Tengah. Bagian yang digunakan adalah bagian umbinya. Masyarakat telah sejak
                  dulu  kala  menggunakan  bawang  dayak  sebagai  salah  satu  bahan  baku  pengobatan

                  tradisional. Metaolit sekunder yang terkandung didalam tanaman ini adalah saponin, tannin,

                  kuinon, steroid, fenolik, glikosida, alkaloid, dan flavonoid (Sharon, 2013 dalam Laby et al.,
                  2017). Karbon tetraklorida (CCl4) telah terbukti menimbulkan efek toksik pada hati hewan

                  percobaan. Hati merupakan organ yang sangat rentan terhadap pengaruh zat kimia, namun
                  memiliki daya regenerasi yang sangat baik. Senyawa antioksidan dapat menghambat inisiasi

                  radikal bebas dan melindungi hati terhadap kerusakan hepatoseluler. Penelitian ini adalah
                  eksperimental  dan  dibagi  dalam  lima  kelompok  mencit.  Kelompok  kontrol  tidak  diberi

                  infusa  bawang  dayak  dan  CCl4.  Kelompok  I  sampai  Kelompok  IV  diberi  CCl4  yang

                  dicampur dengan minyak kelapa sebanyak 0,1 ml selama 10 hari untuk menginduksi terjadi
                  kerusakan hati. Kelompok I tidak diberi infusa bawang dayak. Kelompok II, III, IV diberi

                  infusa umbi bawang dayak dengan variasi konsentrasi dosis 0.06 ml, 0.12 ml, dan 0.24 ml


                                           Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah |   48
                                                                      Rezqi Handayani & Nurul Qamariah
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66