Page 62 - ETNOFARMAKOLOGI Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah
P. 62
selama 10 hari. Setelah itu dilakukan pemeriksaan kadar enzim Alanin Transaminase (ALT)
dan Aspartat Transaminase (AST). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
infusa bawang dayak mampu menurunkan kadar enzim ALT dan AST yang meningkat
akibat pemberian CCl4 (Laby et al., 2017).
Metabolid sekunder yang terkandung didalam umbi bawang dayak yaitu tannin, steroid,
alkaloid, flavonoid, fenol (Mustika, 2011 dalam Yuswi, 2017). Metabolit sekunder yang
terkandung didalam umbi bawang dayak memiliki efek farmakologis sebagai antikosidan.
Antioksidan sendiri merupakan aktvitas yang dapat menghambat dan mereduksi radikal
bebas. Untuk menarik metabolid sekunder dari umbi bawang dayak dapat menggunakan
metode ekstraksi. Kualitas ekstrak yang dihasilkan dari metode ekstraksi ditentukan oleh
lama waktu ekstraksi dan jenis pelarut yang digunakan (Thoo et al., 2009 dalam Yuswi,
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Yuswi (2017) mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh pelarut serta lama ekstraksi pada umbi bawang dayak dengan menggunakan
metode ultrasonic bath. Pada penelitian untuk mendapatkan hasil yang valid maka
digunakanlah metode analisis Ramcangan Tersarang (Nested Design) dengan dua indikator
yang digunakan yaitu jenis pelarut dan lama ekstraksi. Pelarut yang digunakan pada metode
ektraksi adalah etanol 96%dan heksan dengan rasio perbandingan pelarut yang digunakan
adalah 1:7. Dan lama ekstraksi yang digunakan adalah 10, 20 dan 30 menit. Hasil penelitian
menunjukkan pelarut etanol 96% dengan lama ekstraksi 30 menit merupakan hasil yang
terbaik dengan jumlah rendemen ekstrak yang didapat sebesar 7,84%.
Salah satu metabolit sekunder yang paling banyak terkandung didalam umbi bawang dayak
adalah senyawa flavonoid. Umbi bawang dayak secara empiris telah digunakan sebagai obat
oleh masyarakat suku dayak dalam mengobati beberapa penyakit diantaranya yaitu penurun
kolestrol, kanker payudara, kanker usus, hipertensi, diabetes mellitus, obat bisul, dan untuk
mencegah terjadinya stroke (Syamsul, 2013 dalam Sa’adah et al., 2017). Selain falavonoid
didalam umbi bawang dayak mengandung metabolit sekunder yaitu saponin, polifenol,
alkaloid, glikosida, steroid, fenolik, tanin, triterpenoid dan kuinon (Sulastri, et.al., 2015
dalam Sa’adah et.al., 2017). Salah satu aktifitas farmakologis dari flavonoid adalah sebagai
antioksidan. Saat ini telah banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai khasiat dari
senyawa aktif flavonoid (Sulastri, et.al., 2015; Pratiwi, et.al., 2013; Febrinda, et.al., 2013;
Kuntorini, et.al., 2010 dalm Sa’adah et.al., 2017).
Etnofarmakologi Tumbuhan Obat Asli Kalimantan Tengah | 49
Rezqi Handayani & Nurul Qamariah