Page 71 - Gemilang Peradaban Islam
P. 71
haji, berinfaq di jalan Allah dan segala apa saja yang
disyari'atkan dan diperintahkan Allah dengan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun baik
seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya.
Sedangkan makna tauhid al-asma wash-shifaat
adalah menetapkan apa-apa yang Allah dan Rasuln-
Nya telah tetapkan atas diri-Nya baik itu berkenaan
dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah dan
mensucikan-Nya dari segala 'aib dan kekurangan
sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah
dan Rasul-Nya. Semua ini kita yakini tanpa
melakukan tamtstil (perumpamaan), tanpa tasybiih
(penyerupaan), tahrif (penyelewengan), ta'thil
(penafian), dan tanpa takwil; seperti difirmankan
Allah Subhanahu wa Ta'ala. “Tak ada sesuatupun
yang menyerupai-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui". (Asy-Syuro: 11) Dan firman
Allah pula. ”Dan Allah mempunyai nama-nama yang
baik, maka berdo'alah kamu dengannya". (Al-A'raf:
180).
b. Beriman kepada Para Malaikat-Nya
Yakni membenarkan adanya para malaikat dan
bahwasanya mereka itu adalah mahluk dari sekian
banyak mahluk Allah, diciptakan dari cahaya. Allah
mencitakan malaikat dalam rangka untuk beribadah
kepada-Nya dan menjalankan perintah-perintah-
Nya di dunia ini, sebagaimana difirmankan Allah.
"Artinya:..Bahkan malaikat-malaikat itu adalah
mahluk yang dumuliakan, mereka tidak mendahulu-
Nya dalam perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya". (Al-Anbiyaa: 26-27).
62 | Asep Solikin