Page 87 - Gemilang Peradaban Islam
P. 87
lainnya, mereka paling mampu memahami gejolak politik
yang terjadi pada setiap kurun waktu dan pemerintahan.
Thaha Husain dalam kitabnya ‘Ali wa banuhu’
menerangkan bahwa madzhab Syi’ah adalah sebuah madhab
siasat yang teratur di belakang Ali dan anak-anaknya untuk
mempertahankan kekuasaan Ali dan pada masa
pemerintahan Hasan bin Ali. Sedangkan dalam kitab ‘Tarikh
Syi’ah’, Muhammad Husain menggambarkan awal ketaatan
mereka dan kecintaannya kepada Ali bin Abi Thalib
“segolongan sahabat-sahabat besar telah mengakui
perwalian Ali dalam masa Rasulallah. Salman berkata “kami
membuat baiat kepada Rasulallah untuk menasehatkan
orang Islam dalam agamanya dan kami mengakui Ali bin Abi
Thalib sebagai imam dan wali”. Said Al-Khudri pernah
berkata”. Takkala ditanyakan kepadanya tentang empat
perkara tersebut dan yang ditinggalkannya ia menjawab
“empat perkara yaitu Shalat, Zakat, Puasa dan haji. Adapun
satu perkara lagi yang ditinggalkan umat Islam adalah
menjadikan Ali sebagai Wali Nabi Muhammad SAW”
Paham Syi’ah Tentang Keimanan
Dalam madzhab ini mereka mewajibkan untuk
berpegang teguh kepada Imam yang selalu memperhatikan
kehidupan rakyatnya. Ini berarti seorang Imam adalah orang
yang dapat hidup di tengah-tengah masyarakat seperti nabi
yang selalu ada di tengah umatnya. Ia adalah orang yag tidak
hanya pandai dalam agama, tetapi juga harus menguasai
kehidupan sosial dengan segala fenomenanya. Ia harus
mampu memahami dan menjaga stabilitas sosial, memimpin
perang, memimpin shalat dan mengatur urusan-urusan
negara, dan lain sebagainya. Oleh karena itu kalangan Syi’ah
terutama Imamiyah mensyaratkan kepada Imam, adalah
78 | Asep Solikin