Page 84 - Gemilang Peradaban Islam
P. 84

dan  sunnah  khulafaur-rasyid-iin  yang  mendapat
                   petunjuk". (Telah terdahulu takhrijnya).
                      Dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak mendahulukan
                   perkataan  siapapun  terhadap  firman  Allah  dan  sabda
                   Rasulullah.  Oleh  karena  itu  mereka  dinamakan  Ahlul
                   Kitab Was Sunnah. Setelah mengambil dasar Al-Qur'an
                   dan As-Sunnah, mereka mengambil apa-apa yang telah
                   disepakati  ulama  umat  ini.  Inilah  yang  disebut  dasar
                   yang pertama; yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah. Segala
                   hal yang diperselisihkan manusia selalu dikembalikan
                   kepada Al-Kitab dan As-Sunnah. Allah telah berfirman:
                   Maka  jika  kalian  berselisih  tentang sesuatu,  maka
                   kembalikanlah  kepada  Allah  dan  Rasul-Nya  jika  kamu
                   benar-benar  beriman  pada  Allah  dan  hari  akhir,  yang
                   demikian  itu  adalah  lebih  baik  bagimu  dan  lebih  baik
                   akibatnya". (An-Nisaa: 59)

                      Ahlus Sunnah tidak meyakini adanya kema'shuman
                   seseorang  selain  Rasulullah  Shallallahu  'alaihi  wa
                   sallam  dan  mereka  tidak  berta'ashub  pada  suatu
                   pendapat  sampai  pendapat  tersebut  bersesuaian
                   dengan  Al-Kitab  dan  As-Sunnah.  Mereka  meyakini
                   bahwa  mujtahid  itu  bisa  salah  dan  benar  dalam
                   ijtihadnya. Mereka tidak boleh berijtihad sembarangan
                   kecuali  siapa  yang  telah  memenuhi  persyaratan
                   tertentu menurut ahlul 'ilmi.

                   Perbedaan-perbedaan diantara mereka dalam masalah
               ijtihad tidak boleh mengharuskan adanya permusuhan dan
               saling   memutuskan     hubungan    diantara   mereka,
               sebagaimana dilakukan orang-orang yang ta'ashub dan ahlul
               bid'ah.  Sungguh  mereka  tetap  metolerir  perbedaan  yang
               layak  (wajar),  bahkan  mereka  tetap  saling mencintai  dan


                                              Gemilang Peradaban Islam | 75
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89