Page 7 - False Information
P. 7
seperti karantina, social distancing, dan mengakses perawatan
kesehatan hanya jika gejalanya parah, mungkin kurang di negara-
negara miskin karena informasi yang tidak memadai dan buta
huruf. Penyebaran false information dan kepercayaan yang salah
juga lebih umum terjadi (Kucharski et al., 2020)
Peredaran false information (informasi palsu) telah menjadi
ancaman sosial. Fakta ini menjadi perhatian khusus ketika false
information merujuk pada kesehatan sejak itu perilaku warga yang
salah informasi, praktisi atau pemimpin publik dapat memiliki
berdampak pada kebijakan bagi kesehatan masyarakat (Scheufele
& Krause, 2019).
Informasi yang berkenaan dengan pandemi Covid 19 yang
beredar di media sosial. Jangan sampai masyarakat menerima
dengan begitu saja berita dari orang yang fasik, berarti sama
dengan mengikuti jejaknya (setan). Sedangkan Allah Swt. telah
melarang kaum mukmin mengikuti jalan orang-orang fasik untuk
menyebarkan false information.
Seiring perkembangan zaman masyarakat modern telah
menggunakan media blog, dan situs online lainnya telah menjadi
salah satu aplikasi utama untuk pembuatan false information,
sehingga dalam konteks media sosial akan ditemukan false
information, termasuk mitos, tipuan dan berita palsu, false
information beredar lebih bebas dan sering tidak terbantahkan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang cenderung menerima
tanpa mempertanyakan ide dan informasi yang sesuai dengan
sistem keyakinan (Lazer et al, 2018)
False information sering dikaitkan dengan kebaruan,
peristiwa kritis waktu, dan keadaan darurat, karena dengan
meningkatnya jumlah masalah yang muncul dalam peristiwa
semacam itu, dan kesulitan untuk memverifikasi ini terhadap
2 | Laksminarti, Karyanti & Mita Sari