Page 92 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 92
Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
semua ada dan sudah siap. Perlengkapan tidak ada
kekurangannya sehingga ia bisa kesurupan dan
bisa mencabut santagi dari tenggorokan raja buaya.
Setelah keluar santagi itu lalu raja buaya menjadi
sehat. Karena tugas Indu Runtun sudah selesai
semuanya, lalu Indu Runtun mau pamit pulang ke
Mantangai atau alam manusia.
4. Budaya yang menonjol pada masyarakat Dayak Kapuas juga
terdapat pada cerita “Hajambua”. Masyarakat percaya kalau
sundur bulau atau sisir kecil juga termasuk budaya yang
dipercaya oleh masyarakat sekitarnya karena bisa melindungi
mereka dari bahaya, seperti kutipan di bawah ini.
Singkat cerita, petinya lalu jatuh kearah barat. Lalu
petinya bergolong turun ke sungai lalu berangkat
kearah barat mencari kedua istrinya yang lari tadi
karena ketakutan. Peti si mati itu jalan begitu cepat
mengejar kedua istrinya. Ketika istrinya melihat
peti suaminya mengejar mereka dan sudah dekat
lalu dilemparkan-nya sebuah sundur bulau/sisir
kecil ke depan peti suaminya. Karena menurut
mereka sundur bulau/sisir kecil zaman dulu dapat
melindungi mereka dari bahaya. Terbukti ketika ia
melemparkan sundur bulau/sisir kecil lalu peti
suaminya berputar di tengah sungai dekat pulau
Lampahen.
5. Dalam cerita “Asal Usul Mantangai” budaya yang menonjol
dalam cerita ini bahwa orang yang sudah meninggal, keningnya
harus diolesi dengan kapur dan matanya di tutup dengan uang
ringgit, seperti kutipan di bawah ini.
83