Page 153 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 153
dan hanya menjadikan Betang sebagai sisa-sisa bangunan
yang kosong akan makna dan nilai-nilai luhur asli kearifan
lokal.
Huma Betang merupakan konsep pembangunan secara
makro yang mengintegrasikan berbagi unsur yang saling
mendukung dalam pelaksanaan pembangunan,
dilambangkan dengan sebuah Rumah Besar sebagai tempat
bermukim masyarakat yang diwarnai oleh pluralitas agama
dan budaya. Mereka tinggal bersama dalam satu rumah
besar dan panjang dengan sejumlah kamar yang
melambangkan kebersamaan komunitas masyarakatnya
melalui kepemimpinan seorang kepala suku, yang dikenal
dengan istilah Bakas Lewu. Eksistensi Huma betang sebagai
salah satu ikon budaya Dayak, sejatinya harus terus
dipelihara dan dikembangkan untuk menggali dan
melestarikan nilai-nilai dan filosofi yang terkandung
didalamnya, karena ia merupakan mutiara yang patut
dieksplorasi dan dimanfaatkan sebagai wujud tanggung
jawab bagi pelestarian dan pewarisan budaya dayak bagi
generasi yang akan datang. Hal ini harus menjadi perhatian
bersama agar Betang terpelihara dari proses marginalisasi
dan kepunahan budaya, karena pengaruh globalisasi yang
tidak mungkin dihindari. Para pemerhati budaya dituntut
untuk memperkuat keperdulian dalam membentengi
kecenderungan terjadinya degradasi budaya dan pada
akhirnya menyelamatkan nilai-nilai budaya Dayak itu
sendiri dari peroses kepunahan. Lebih dari itu, kepedulian
ini dapat memanfaatkan ruang publik secara arif dan cerdas
untuk mempublikasikan nilai-nilai budaya melalui berbagai
media dan forum, baik regional, nasional maupun
internasional.
Kepunahan budaya dan nilai-nilai identitas sebuah
budaya akan terjadi selama budaya itu terbuka dari
142 | Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah